Pages

Slideshow

Kamis, 16 Februari 2012

Penyakit-Penyakit Hati

Hati itu dapat hidup dan dapat mati, sehat dan sakit. Dalam hal ini, ia lebih penting dari pada tubuh.
Allah berfirman, artinya:
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya." (Al-An'am : 122)
Artinya, ia mati karena kekufuran, lalu Kami hidupkan kembali dengan keimanan. Hati yang hidup dan sehat, apabila ditawari kebatilan dan hal-hal yang buruk, dengan tabi'at dasarnya ia pasti menghindar, membenci dan tidak akan menolehnya. Lain halnya dengan hati yang mati. Ia tak dapat membedakan yang baik dan yang buruk.


Dua Bentuk Penyakit Hati:
Penyakit hati itu ada dua macam: Penyakit syahwat dan penyakit syubhat. Keduanya tersebut dalam Al-Qur'an.
Allah berfirman, artinya:
"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan bicara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. " (Al-Ahzab:32)
Ini yang disebut penyakit syahwat.

Allah juga berfirman, artinya:
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya..." (Al-Baqarah : 10)
Allah juga berfirman, artinya:
"Dan adapun orang yang didalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada)." (At-Taubah : 125)

Penyakit di sini adalah penyakit syubhat. Penyakit ini lebih parah daripada penyakit syahwat. Karena penyakit syahwat masih bisa diharapkan sembuh, bila syahwatnya sudah terlampiaskan. Sedangkan penyakit syubhat, tidak akan dapat sembuh, kalau Allah tidak menanggulanginya dengan limpahan rahmat-Nya.

Seringkali penyakit hati bertambah parah, namun pemiliknya tak juga menyadari. Karena ia tak sempat bahkan enggan mengetahui cara penyembuhan dan sebab-sebab (munculnya) penyakit tersebut. Bahkan terkadang hatinya sudah mati, pemiliknya belum juga sadar kalau sudah mati. Sebagai buktinya, ia sama sekali tidak merasa sakit akibat luka-luka dari berbagai perbuatan buruk. Ia juga tak merasa disusahkan dengan ketidak mengertian dirinya terhadap kebenaran, dan keyakinan-keyakinannya yang batil. "Luka, tak akan dapat membuat sakit orang mati." *). Terkadang ia juga merasakan sakitnya. Namun ia tak sanggup mencicipi dan menahan pahitnya obat. Masih bersarangnya penyakit tersebut di hatinya, berpengaruh semakin sulit dirinya menelan obat. Karena obatnya dengan melawan hawa nafsu. Itu hal yang paling berat bagi jiwanya. Namun baginya, tak ada sesuatu yang lebih bermanfaat dari obat itu. Terkadang, ia memaksa dirinya untuk bersabar. Tapi kemudian tekadnya mengendor dan bisa meneruskannya lagi. Itu karena kelemahan ilmu, keyakinan dan ketabahan. Sebagai halnya orang yang memasuki jalan angker yang akhirnya akan membawa dia ke tempat yang aman. Ia sadar, kalau ia bersabar, rasa takut itu sirna dan berganti dengan rasa aman. Ia membutuhkan kesabaran dan keyakinan yang kuat, yang dengan itu ia mampu berjalan. Kalau kesabaran dan keyakinannya mengendor, ia akan balik mundur dan tidak mampu menahan kesulitan. Apalagi kalau tidak ada teman, dan takut sendirian.


Menyembuhkan Penyakit Dengan Makanan Bergizi dan Obat:
Gejala penyakit hati adalah, ketika ia menghindari makanan-makanan yang bermanfaat bagi hatinya, lalu menggantinya dengan makanan-makanan yang tak sehat bagi hatinya. Berpaling dari obat yang berguna, menggantinya dengan obat yang berbahaya. Sedangkan makanan yang paling berguna bagi hatinya adalah makanan iman. Obat yang paling manjur adalah Al-Qur'an masing-masing memiliki gizi dan obat. Barangsiapa yang mencari kesembuhan (penyakit hati) selain dari Al-kitab dan As-sunnah, maka ia adalah orang yang paling bodoh dan sesat.
Sesungguhnya Allah berfirman:
"Katakanlah: "Al-qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat jauh." (Fushshilat : 44)



Al-qur'an adalah obat sempurna untuk segala penyakit tubuh dan hati, segala penyakit dunia dan akherat. Namun tak sembarangan orang mahir menggunakan Al-qur'an sebagai obat. Kalau si sakit mahir menggunakannya sebagai obat, ia letakkan pada bagian yang sakit, dengan penuh pembenaran, keimanan dan penerimaan, disertai dengan keyakinan yang kuat dan memenuhi syarat-syaratnya. Tak akan ada penyakit yang membandel. Bagaimana mungkin penyakit itu akan menentang firman Rabb langit dan bumi; yang apabila turun di atas gunung, gunung itu akan hancur, dan bila turun di bumi, bumi itu akan terbelah? Segala penyakit jasmani dan rohani, pasti terdapat dalam Al-qur'an cara memperoleh obatnya, sebab-sebab timbulnya dan cara penanggulangannya. Tentu bagi orang yang diberi kemampuan mamahami kitab-Nya.
*) [Penggalan akhir bait sya'ir Al-Mutanabbi, yang mana penggalan awalnya adalah: "Orang yang hina, akan mudah mendapat kehinaan"]

Selasa, 14 Februari 2012

Sabar itu Benar-Benar Indah

Assalamu'laikum wr. wb

Allahummah Sholli 'Alaa Muhammad

Mempercantik dan Menghiasi diri dengan sikap sabar termasuk pekerti orang-orang yag langka (Jarang), yaitu mereka yang menghadapi berbagai kesulitan dengan hati yang lapang, penuh percaya diri, dan pantang menyerah. Jika kita tidak bersabar, baik saya dan Anda, lalu apa yang akan kita lakukan...??

Ujian kesulitan, ujian kehilangan, kekurangan musibah, penyakit,  kemiskinan, adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini.  Perhatikan firman Allah SWT berikut ini :

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).

Bersabarlah...! Akan tetapi, ketahuilah bahwa Anda tidak akan dapat bersikap sabar, kecuali atas pertolongan Allah. Bersabarlah sebagaimana kesabaran orang yang percaya akan datangnya pertolongan Allah, meyakini kesudahannya yang baik, mencari pahala, dan mengharapkan dosa-dosanya terhapusnya. Sabar itu memang benar-benar indah.

Bersabarlah, walaupun berbagai kesulitan membayangi kehidupan Anda dan jalan yang ada di hadapan Anda tidak dapat ditempuh karena kegelapan. Sesungguhnya pertolongan akan datang setelah kesabaran; kelapangan akan datang setelah kesempitan; dan kemudahan akan datang setelah kesulitan.

Berikut beberapa hadist yang menjabarkan tentang keistimewaan sabar :
Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan.
(HR. Athabrani dan Al Baihaqi)

Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar. (HR. Al Hakim)

Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula tertimpa musibah.
(HR. Al Bukhari)

Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan).
 (HR. Athabrani)

Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar.
 (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang bila kita renungkan dan pahami dengan sebaik-baiknya,  insya Allah bisa membuat kita semua bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian-Nya yang paling berat sekalipun :
  1. Kita harus percaya pada jaminan Allah bahwa : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS Al Baqarah [2] : 286).   Allah SWT yang memiliki diri kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi tidak akan mungkin Allah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.
  2. Sebenarnya, kita semua pasti mampu untuk bisa sabar dalam segala ujian dan segala keadaan, asalkan kita kuat iman.
  3. Coba kita tanyakan pada diri kita, saat kita ditimpa suatu ujian kesulitan, kesedihan dan atau kehilangan, apa manfaat yang bisa kita ambil kalau kita tidak sabar dan tidak mengikhlaskannya? Apakah dengan ”tidak sabar” dan ”tidak ikhlas” nya kita, maka bisa menghadirkan kenyamanan untuk kita? Atau bisa membuat ujian tersebut tidak jadi datang atau tidak jadi menimpa kita? Sekarang mari kita pikirkan kembali, kita sabar atau tidak sabar, ikhlas atau tidak ikhlas, ujian kesulitan / kesedihan atau musibah tetap terjadi dan menimpa kita kan?  Jadi lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bila kita bisa sabar dan ikhlas menerimanya, maka insya Allah, tidak akan terasa berat lagi ujian tersebut, percayalah. Dan ingat, dalam sabar, terkandung ridha Allah SWT. Dan ridha Allah SWT terhadap kita, adalah segalanya.
  4. Kita harus selalu baik sangka kepada Allah SWT dan jangan pernah sekalipun meragukan dan mempertanyakan keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah.  Kita harus bisa sabar dan ridha terhadap apapun keputusan, ketetapan dan pengaturan-Nya. Kalau kita masih merasa tidak puas dengan semua keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah itu, maka cari saja Tuhan selain Allah.  Perhatikan firman-Nya dalam hadits Qudsi : Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan ketentuan-Ku, maka bertuhanlah kepada Tuhan selain Aku.” (hadist ini diriwatkan oleh al-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir melalui jalur Abu Hind al-Dari)
Karena itu, marilah kita sabar dan ikhlas dalam segala keadaan, yakinlah bahwa janji Allah pasti benar. Percayalah, sabar akan membuahkan kebahagiaan hidup dunia akhirat. Kendatinya untuk sabar terkadang sulit dilakukan, namun itu hanya sebuah sugesti negatif yang sudah mendominasi hati dan pikirkan. Ingat, sesulit apapun, kita masih memiliki Allah Ta'ala. tetap berusaha, berdo'a dan selebihnya sabar dalam balutan tawakal.

Allah Azza Wajalla.... ^_^

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Minggu, 12 Februari 2012

Etika Meminta Maaf

Assalamual'aikum wr. wb.

Manusia adalah makhluk sosial dalam artian makhluk yang tidak bisa hidup sendiri atau lebih sederhananya butuh teman. Dalam islam juga ada yang namanya ukhuwah (saudara) yaitu jalinan persaudaraan antara satu dengan yang lain. Tidak bisa kita pungkiri bahwa setiap insan pasti memiliki dan harus memiliki apa yang namanya teman. Dan dari adanya sebuah teman itu tercipta yang namanya sebuah hubungan mengenal satu sama lain. Ada kalanya hubungan itu berjalan seperti apa yang diharapkan, berkesinambungan, lancar dan sangat baik jalinan silahturahmi. Namun adakalanya hubungan tersebut diuji Allah SWT dengan munculnya sebuah konflik. Yang kita bahas disini bukanlah dari mana konflik itu datang, atau proses bagaimana konflik itu terjadi, namun bagaimana cara konflik itu selesai dan muncullah sebuah kata MAAF.

Ada 2 hal yang perlu di yakini, meminta maaf dan memaafkan. Namun bukan sembarang meminta maaf dan sekilas memaafkan, tapi yang jauh diharapkan adalah dua hal tersebut dapat tercipta dengan hati yang lapang, jiwa yang tulus untuk memaafkan, pikran yang ikhlas untuk melepas kebencian yang tercipta diawal.

Dalam Q.s Ali imron: 133-4 menjabarkan : "Apabila meminta maaf begitu penting, maka memberi maaf Allah Yang Maha Pengampun bahkan tersebut salah satu cirri orang takwa dan muhsin yang dicintai-Nya"

Semua orang tentunya pernah bersalah, pernah melakukan kecerobohan dan membuat orang lain tersakiti. Kesalahan yang telah dilakukan baik segaja atau tidak, harus bermuara pada kata "maaf". Terkadang ketika kita menyakiti orang lain dengan perkataan kita, dengan tingkah laku kita dan dengan kebiasaan jelek kita. Hal ini terkadang kita tidak menyadarii kesalahan itu. Tiba-tiba saja seseorang itu lain sikapnya. fenomena ini banyak saya jumpai, pernah mengalaminya secara langsung. Ada hal menarik ketika kita di hadapkan kepada sesuatu yang membuat kita tersinggung atau tidak enak hati kepada seseorang, hal ini disebabkan oleh kurang tenangnya kita dalam menanggapi situasi. Akan tetapi ada muara yang sangat negatif perihal penyakit tidak enak hati ini yakni KEBENCIAN. "JIKA KITA SELALU TIDAK ENAK HATI KEPADA SESEORANG, MAKA CEPAT ATAU LAMBAT KITA AKAN MEMBENCINYA..". Lalu bagaimana jika kita merupakan pihak yang membuat orang lain tidak enak hati? apa yang mesti dilakukan? Ada beberapa tips yang perlu dilakukan ketika kita ingin meminta maaf diataranya pernah di postingan oleh sahabar saya , Diantara Tips itu adalah :

1. Jujur saat menghadapi masalah
Artinya biasakan bersikap terbuka pada orang lain. Jangan takut mengungkapkan permasalahan yang Anda hadapi. Jika ia tahu masalah yang Anda hadapi dan ternyata Anda berbuat kesalahan, mungkin orang lain akan bisa memahami dan Anda harus bisa menjelaskan perbuatan/kesalahan Anda tersebut pada orang itu.

2. Berani mengakui kesalahan
Jangan takut atau malu mengakui kesalahan yang Anda perbuat. Berani mengakui kekuarangan dan kesalahan adalah ciri orang berjiwa besar.

3. Menampakkan penyesalan
Jika Anda mengalami ini katakan betapa Anda sangat menyesal telah menyakiti hatinya. Namun, penyesalan yang Anda lakukan hendaknya bukan sekedar lip service alias ucapan dibibir. Penyesalan yang mendalam dan tulus akan terbaca dari sikap yang Anda tampilkan.

4. Mau berubah
Jiwa besar untuk mengakui dan menampakkan penyesalan wajib diikuti perbaikan sikap dan perilaku. Jika setelah meminta maaf Anda tetap mengerjakan pekerjaan yang merugikan atau menyakitkan hatinya, tentu permohonan maaf Anda tak akan berarti apa-apa.

5. Menyenangkan hatinya
Usai meminta maaf, lengkapi komunikasi dengan mengerjakan hal-hal yang dapat menyenangkan hatinya. Dan kalau perlu berikan perhatian yang lebih dari biasanya.

6. Tidak mengulangi kesalahan yang sama
Berusahalah untuk konsekuen terhadap janji yang telah Anda ucapkan padanya. Kesungguhan Anda untuk tidak melakukan kesalahan serupa akan membuat Anda lebih berhati-hati dalam melangkah.

7. Siap menerima kritik
Jangan sekali-kali merasa apa yang Anda lakukan selalu benar. Berbesar hati untuk menerima pendapat atau kritik adalah salah satu cara untuk meminimalisir kesalahpahaman.


Dan hakekat suruan meminta maaf juga tertera dalam :
 HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a 
"Dari Anas radhiallahu 'anhu, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Allah ta’ala telah berfirman : “Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscaya Aku datang kepadamu dengan (memberi) ampunan sepenuh bumi pula”

Beberapa tips tersebut merupakan tata cara/ etika dalam meminta maaf. Tanpa menyandang dan mengaharap sesuatu & tanpa ada sedikitpun rasa untuk membalas suatu kesalahan yang orang perlakuakn kepada kita. Intinya jika tiang agama sudah menjadi tombak perang bagi diri kita, Insyaa Allah kesemuanya itu bisa kita berikan dan terima dengan keikhlasan dan kelapangan hati.

Wallahu'alam Bishoab....

Wassalamu'alaikum wr. wb