بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Berurat dan
berakar itu didalam hati membentuk kepribadian mewarnai seluruh langkah
kehidupan kita. Dizaman kita, kita sangat fasih sekali mengucapkan 2 kalimat
syahadat. Tahlilpun lancar. Tetapi konsekuensi dari kalimat itu sering kita
abaikan. Apalagi kita sedang dihadapkan
oleh zaman yang serba sulit saat ini. Ekonomi yang curat marut (belum pulih),
lapangan pekerjaan susah, tingkat pengangguran semakin banyak, gaya hidup
semakin tinggi. Orang mudah mengalami proses pergeseran nilai. Sholatnya masih
menghadap Allah, tapi ingin dagangannya laris menghadap ke dukun. Dicampurlah
itu (iyya kana’ budu dukun nasta’in).
ini semua karna gaya hidup yang sikrit.
Nahhh… puasa melahirkan keikhlasan.
Kenapa..?? karna ibadah ini seperti yang pernah kita bicarakan tanpa sugesti.
Mungkin kalau kita sholat masih berharap dilihat orang. Tapi dengan puasa,
hanya kita dan Allah yang saja yang tau. Ini seharusnya melahirkan gaya hidup
keikhlasan. Kalau kita sudah berbuat, yang penting kita dan Allah saja yang tau. Mau dipuji
orang atau tidak, mau didengar orang atau tidak, mau dilihat orang atau tidak,
yang penting saya sebagai pelaksana sebuah Ibadah & Allah sebagai tempat
tujuan kenapa ibadah ini saya
laksanakan.
Karena itu,
pada jumpa kita di kesempatan ini (pagi
ini, siang ini, sore ini), kita akan membahasa tentang ikhlas dalam
kehidupan dizaman sekarang ini. Sebab, bukan hanya ketika kita sholat saja kita
harus ikhlas, puasa harus ikhlas, zakat harus ikhlas, menjalani hidup inipun
kita harus penuh dengan keikhlasan. Kita tau bahwa apa jikalau kita
menggantungkan sesuatu hanya selain Allah, maka bersiaplah untuk kecewa.
Apa sajaaa. (pengulangan kata, lebih ditekan penekanan katanyanya).
Ikhlas bukanlah
hal yang mudah dilaksanakan walaupun sangat mudah dan sering untuk diucapkan.
Tetapi inilah yang diperintahkan Allah kepada kita. Wamaa ummiru illali ya’budullaha
mukhlisin. Kalian tidak diperintahkan, kecuali hanya menjadi
penyembah Allah yang penuh keikhlasan.
Penyembah Allah yang semangat dari keikhlasan.
Saya inginn
mengungkap apa yang pernah disampaikan oleh
Imamlu Ghozali tentang keikhlasan ini. Beliau mengatakan, manusi pada
dasarnya mati, kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu walaupun dia
hidup, tidur. Kecuali yang mengamalkan ilmunya. Dan orang yang mengamalkan
ilmunya banyak yang tertipu, kecuali yang ikhlas didalam mengamalkannya. Begitulah dalam kehidupan ini,
manusia pada dasarnya mati kecuali orang yang berilmu. Tidak banyak yang bisa
dilakukan tanpa ilmu. Ilmulah yang membuat manusia hidup, gerak, berbuat,
berkembang, tumbuh menjadi lebih maju. Ilmu dalam sebuah ungkapan lama membuat
hidup jadi mudah. Seni membuat hidup jadi indah. Dan agama membuat hidup jadi terarah.
Dengan ilmu, hidup jadi mudah. Apa yang terjadi hari ini di benua lain, hari
ini juga kita tau dari kamar kita. Dari kamar kitapun kita biisa ngobrol ke
luar negeri. Itu semua adalah kemudahan yang terjadi dari factor ilmu.
Manusia mati
kecuali yang berilmu. Orang yang berilmu
walaupun ia hidup, tapi tidur. Kecuali yang mengamalkan rasa sudah banyak
karyanya, sudah banyak ibadahnya, sudah banyak kebaikannya, pada akhirnya
mereka banyak yang tertipu illal mukhlisun, kecuali yang ihklas
dalam mengamalkan ilmunya itu. IKHLAS itu adalah RUH dari amal yang kita kerjakan. Amal tanpa ikhlas bagaikan jasad tanpa RUH
disitulah MATI NILAI AMAL KITA.
Dan iblis itu
luar biasa. Sehingga Rasull mengatakan : “Iblis
masuk ke tubuhmu melalui saluran darahmu,”. persempit jalan masuk iblis
ketubuhmu. Sahabat bertanya “dengan apa ya Rasull..?”. Dengan zikir dan
lapar.
Jadi dengan
kita berpuasa, maka kita mempersempet ruang gerak iblis masuk ke saluran
darahmu. Itu juga makna dimana jika
ramadhan dating maka diikatlah iblis. Siapa yang mengikat..? yaa kita sendiri.
Dengan apa..? Dengan ibadah puasa. Kita ikat dia tidak berkutik menuruuti hawa nafsu sebagai kendaraan utama
iblis tadi. Jadi kembali pada awal, KEIKHLASAN itulah nilai dari ammal kita.
Iblis dating
kepada setiap orang dengan bendera yyang tidak sama. Iblis datang kepada orang
kaya dengan membawa bendera bahqhil. Iblis datang kepada penguasa dengan
membawa bendera kezholiman. Iblis dating kepada para Kyai dengan membawa
bendera HASUT, iri hati, dengki. Iblis dating kepada orang kaya dengan mebawa
bendera PELIT bin Baqhil alias kikir. Strateginya berbeda-beda. Tergantung
kepada yang didatanginya. Nah.. jika hal tersebut tidak terkena maka
ditanamkanlah perasaan bangga : “Ahh.. amalmu sudah banyak, kebaikanmu sudah
banyak, dihilangkanlah keikhlasan kita.
Ikhlas itu, selamat dari noda,
selamat dari kepentingan selain Allah, bersih dari kepentingan selain Allah.
Sekali lagi, contoh ringannya dengan Puasa adalah cara kita untuk melatih kita untuk menerapkan
sikap-sikap ikhlas. Dan jika kita sudah puasa yang tau hanya kita dnegan Allah
SWT saja, bukan karna dipuji orang, karna ingin disanjung orang. Semoga puasa
ini bisa mendorong kita menjadi pribadi orang-orang yang ikhlas dalam berbuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar