Pages

Slideshow

Selasa, 31 Januari 2012

Indahnya Berfikir Positif


31, Januari, 2012

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Pada dasarnya mata dan telinga adalah ujian dari Allah. Yang terpenting adalah qalbun salim, hati yang bersih.  Kita seringkali berdasarkan apa yang kita lihat dan kita dengar, kita segera membuat asumsi dan menarik kesimpulan. Kita sering terlalu cepat mengambil kesimpulan negatif.

Ketika kita dihadapkan pada sebuah simpul-simpul masalah, terpaan yang kerap kali dirasakan dalam struktural tubuh beserta pola pikir kita adalah gejala negatif. Hal negatif ini jika berselimut terlalu lama akan menyebabkan dampak yang luar biasa bagi rohani dan jasmani.

1. Melihat masalah sebagai tantangan

Coba bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan membuat hidupnya seakan-akan paling sengsara di dunia.

2. Menikmati hidupnya

Berpikir positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.

3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide

Supaya Anda menerima hal-hal baru yang dapat mengubah kehidupan Anda menjadi lebih baik.

4. Singkirkan pikiran negatif seketika setelah pikiran itu terlintas di benak

Jika Anda memelihara pikiran negatif lama-lama, bisa-bisa Anda malah membangunkan singa tidur yang seharusnya tidak apa-apa malah menimbulkan masalah.

5. Mensyukuri apa yang dimiliki

Dan bukan berkeluh-kesah tentang hal-hal yang tidak dimiliki.

6. Tidak mendengarkan gosip yang tidak menentu

Sudah lumrah yang namanya gosip berteman baik dengan pikiran yang negatif. Karena itu para pemikir positif akan berusaha menghindar untuk terlibat dalam omongan yang tidak ada manfaatnya.

7. Tidak buat alasan, tapi langsung buat tindakan

Anda tentu pernah mendengar kata NATO (No Action Talk Only). Yang jelas, para pemikir positif bukanlah penganut aliran ini. Begitu juga dengan NARO (No Action Review Only), NADO (No Action Dream Only), NACO (No Action Concept Only), NABO (No Action Briefing Only), NAMO (No Action Meeting Only), dan NASO (No Action Strategy Only).

8. Menggunakan bahasa positif

Gunakanlah kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti: “Saya pasti bisa!”, “Tidak ada persoalan yang terlalu sulit untuk dipecahkan.”, “Dia memang berbakat.”

9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif

Seperti senyuman, berjalan dengan langkah tegap, gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Para pemikir positif biasa berbicara dengan intonasi dan gerakan tubuh yang  bersahabat, antusias dan hidup.

10. Peduli pada citra diri

Dengan berusaha tampil baik. Bukan hanya diluar, tapi juga di dalam.

Allah yang mengetahui hati setiap hamba-hambaNya

Senin, 30 Januari 2012

TUJUAN HIDUP MUSLIM


30 Januari, 2012

Assalamu’alaikaum wr. wb.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Segala puji kita panjatkan kepada ALLAH swt yang telah memberikan kita begitu banyak nikmat-nikmat hidup di Buminya yang indah ini.


Rasulullah saw adalah nabi besar yang membawa risalah-risalah dari ALLAH untuk manusia.Jasa2 Nabi sangat luar biasa untuk kemanusian. Kalau bukanlah Al quran sebagai kitab pedoman hidup manusia sudah tentu manusia tidak akan menemukan jalan yang diredhoiNya.


TiadaTuhan melainkan Allah Maha Pencipta Agung lagi Maha Berkuasa. Allah yang menghidupkan dan mematikan manusia. Hidup di dunia hanya untuk sementara saja. Allah pula yang menentukan tujuan hidup dan tugas-tugas hidup kita didunia.  Allah Maha Pengampun dan Maha Mengadili setiap perbuatan manusia. Allah akan memintak pertanggung jawaban kepada kita apa yang telah kita kerjakan selama hidup di dunia. Allah  is the Lord of  the world, Raja di Raja di dunia.

Tujuan hidup manusia di bumi ini adalah "bekerja untuk ALLAH" membangun pradapan manusia  yang rahmatan lil alamin yaitu hidup yang damai--sejahtera--harmoni --- dan bahagia.


Siapa2 yang bekerja dengan baik dan sempurna sesuai dengan kitab manusiaNya yaitu Al Quran,maka ALLAH akan menjanjikan mendapat hadiah atau reward dari ALLAH yaitu Syurga di dunia dan di akirat.
The trouble with Islam Today adalah banyak umat islam yang salah memahami apa tujuan dan tugas hidupnya di bumi ini yang ciptakan oleh ALLAH swt.

Kalau umat islam salah memahami atau mengartikan ayat-ayat ALLAH tentang apa tujuan dan tugas hidupnya, maka hasilnya sudah tentu akan salah pula.

Inilah yang sedang terjadi di dalam masarakat islam kita sekarang ini setelah di tinggalkan oleh Rasul 1400 tahun yang lalu.Dimana umat Islam dimana mana sangat terbelakang dlm segala aktivitas kehidupan manusia. Selama ini saya amati pada umumnya umat islam berpaham bahwa tujuan hidup antara lain;

Ada yang menyembah ALLAH swt yaitu dengan melakukan shalat /penyembahan 5 kali sehari bahkan lebih. Makin banyak melakukan shalat terasa makin benar islamnya. Maka mereka banyak melakukan shalat-shalat sunat dan shalawat Tarawih sampai kakinya bekak, dan keningnya yg menghitam.

Ada pula sebahagian umat islam mencari ALLAH dengan banyak berzikir di kamar-kamar yang gelap berjam jam. Ada pula sebahagian mencari kebahagian dengan hidup sederhana saja.Kalau banyak aktivitas duniawi seperti berniaga, berpolitik dan lain-lain maka akan menimbulkan stress dan penyakit dll. Ada pula yang tujuan hidupnya adalah semata mata mencari "materi' Mencari kekayaan tanpa mengenal haram dan halal,semua cara di lakukan demi mendapatkan uang.
Umat islam yang melakukan shalat 5 kali sehari, dan shalat sunat kemudian melakukan puasa dan naik hajji, mereka sudah merasa tujuan hidupnya sudah tercapai, walaupun ekonomi keluarganya masih lemah atau miskin.

Mereka berpendapat bahwa kesejahteraan keluarga itu adalah bukan tujuan hidup seorang muslim. Maka mereka malas bekerja keras dan belajar sungguh-sungguh untuk dapat memakmurkan bumi ini dgn cara mengusai ilmu2 ekonomi dan technologi.

Akibatnya adalah umat Islam terbelakang dalam ekonomi dan technologi, persenajtaan dan pendidikan.Benar bukan?
Jadi Tugas hidup manusia adalah bekerja keras untuk ALLAH membangun pradapan manusia yang Islami yang damai dan sejahtera hidupnya.Tujuannya akir adalah tempat mulia yaitu syurga.

Untuk itu ALLAH memerintahkan kepada manusia;
Tugas Manusia;

1. (QS.11:61). “Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia,atau membangun pradapan yang islami).

Untuk memakmurkan bumi ALLAH, maka wajib setiap muslim belajar ilmu agama dan ilmu-ilmu ekonomi/technologi lain2nya agar bisa mengolah bahan2 baku yang telah disediakan oleh ALLAH di muka dan didalam bumi.

2(QS.58:11)
“Allah akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan(siapa yang menguasai ilmu IPTEK,merekalah yang lebih maju dan kuat.)

Orang2 yang sudah banyak ilmunya dan banyak karya2nya diangkat menjadi pemimpin atau Khlafah Fild ardh;

3.QS.2:30"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ini"(Menjadi pemimpin2,Khalifah2 Fil Ardh yang membangun umat baik akhlaqnya maupun ekonominya. )
Kesimpulan tujuan hidup manusia, bukanlah hanya melakukan shalat, puasa,naik hajji saja, tapi adalah lebih dari pada itu,yaitu bekerja untuk ALLAH membangun pradapan islam yang maju dan kuat pertahanan agama dan bangsanya.

Siapa siapa yang mengikuti buku pedoman ALLAH yaitu al quran dan As-sunnah, maka ALLAH menjanjikan hadiah hidup syurga di dunia dan syurga pula di akirat, selamat dari azap api neraka.

MERAMU PRAKTEK IKHLAS

29  Januari, 2012

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


Sikap hidup seseorang dibentuk oleh keyakinan yang dimilikinya. Sebagai muslim, keyakinan kita berpatri kepada dua kalimat syahadat (Asy Hadua’la ilaa ha illahlah, Waasy haduu annamuhammadarasulullah). Kalimat ini membentuk perilaku kehidupan . itulah ikrar yang kita ucapkan, artinya pada saat kita berkata Asyhadu alla ilaa ha ilallah (aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah) kita sudah melaksanakan sebuah ikrar. Kalau saya yakin tidak ada Tuhan selain Allah, itu berarti saya tidak pernah takut selain hanya kepada Allah, saya tidak akan pernah menggantungkan hidup kecuali hanya kepada Allah, saya tidak akan pernah melarikan persoalan melainkan hanya kepada Allah, saya tidak akan meminta tolong kecuali hanya kepada Allah dan saya tidak akan pernah meminta rezeki kecuali hanya kepada Allah SWT.

Berurat dan berakar itu didalam hati membentuk kepribadian mewarnai seluruh langkah kehidupan kita. Dizaman kita, kita sangat fasih sekali mengucapkan 2 kalimat syahadat. Tahlilpun lancar. Tetapi konsekuensi dari kalimat itu sering kita abaikan.  Apalagi kita sedang dihadapkan oleh zaman yang serba sulit saat ini. Ekonomi yang curat marut (belum pulih), lapangan pekerjaan susah, tingkat pengangguran semakin banyak, gaya hidup semakin tinggi. Orang mudah mengalami proses pergeseran nilai. Sholatnya masih menghadap Allah, tapi ingin dagangannya laris menghadap ke dukun. Dicampurlah itu (iyya kana’ budu dukun nasta’in). ini semua karna gaya hidup yang sikrit.
Nahhh… puasa melahirkan keikhlasan. Kenapa..?? karna ibadah ini seperti yang pernah kita bicarakan tanpa sugesti. Mungkin kalau kita sholat masih berharap dilihat orang. Tapi dengan puasa, hanya kita dan Allah yang saja yang tau. Ini seharusnya melahirkan gaya hidup keikhlasan. Kalau kita sudah berbuat, yang penting  kita dan Allah saja yang tau. Mau dipuji orang atau tidak, mau didengar orang atau tidak, mau dilihat orang atau tidak, yang penting saya sebagai pelaksana sebuah Ibadah & Allah sebagai tempat tujuan  kenapa ibadah ini saya laksanakan.

Karena itu, pada jumpa kita di kesempatan ini (pagi ini, siang ini, sore ini), kita akan membahasa tentang ikhlas dalam kehidupan dizaman sekarang ini. Sebab, bukan hanya ketika kita sholat saja kita harus ikhlas, puasa harus ikhlas, zakat harus ikhlas, menjalani hidup inipun kita harus penuh dengan keikhlasan. Kita tau bahwa apa jikalau kita menggantungkan sesuatu hanya selain Allah, maka bersiaplah untuk kecewa.  Apa sajaaa. (pengulangan kata, lebih ditekan penekanan katanyanya).
Ikhlas bukanlah hal yang mudah dilaksanakan walaupun sangat mudah dan sering untuk diucapkan. Tetapi inilah yang diperintahkan Allah kepada kita. Wamaa ummiru illali ya’budullaha mukhlisin. Kalian tidak diperintahkan, kecuali hanya menjadi penyembah  Allah yang penuh keikhlasan. Penyembah Allah yang semangat dari keikhlasan.

Saya inginn mengungkap apa yang pernah disampaikan oleh  Imamlu Ghozali tentang keikhlasan ini. Beliau mengatakan, manusi pada dasarnya mati, kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu walaupun dia hidup, tidur. Kecuali yang mengamalkan ilmunya. Dan orang yang mengamalkan ilmunya banyak yang tertipu, kecuali yang ikhlas didalam  mengamalkannya. Begitulah dalam kehidupan ini, manusia pada dasarnya mati kecuali orang yang berilmu. Tidak banyak yang bisa dilakukan tanpa ilmu. Ilmulah yang membuat manusia hidup, gerak, berbuat, berkembang, tumbuh menjadi lebih maju. Ilmu dalam sebuah ungkapan lama membuat hidup jadi mudah. Seni membuat hidup jadi indah. Dan agama membuat hidup jadi terarah. Dengan ilmu, hidup jadi mudah. Apa yang terjadi hari ini di benua lain, hari ini juga kita tau dari kamar kita. Dari kamar kitapun kita biisa ngobrol ke luar negeri. Itu semua adalah kemudahan yang terjadi dari factor ilmu.

Manusia mati kecuali yang berilmu. Orang  yang berilmu walaupun ia hidup, tapi tidur. Kecuali yang mengamalkan rasa sudah banyak karyanya, sudah banyak ibadahnya, sudah banyak kebaikannya, pada akhirnya mereka banyak yang tertipu illal mukhlisun, kecuali yang ihklas dalam mengamalkan ilmunya itu. IKHLAS itu adalah RUH dari amal yang  kita kerjakan.  Amal tanpa ikhlas bagaikan jasad tanpa RUH disitulah MATI NILAI AMAL KITA.

Dan iblis itu luar biasa. Sehingga Rasull mengatakan : “Iblis masuk ke tubuhmu melalui saluran darahmu,”. persempit jalan masuk iblis ketubuhmu.  Sahabat bertanya “dengan apa ya Rasull..?”. Dengan zikir dan lapar.
Jadi dengan kita berpuasa, maka kita mempersempet ruang gerak iblis masuk ke saluran darahmu.  Itu juga makna dimana jika ramadhan dating maka diikatlah iblis. Siapa yang mengikat..? yaa kita sendiri. Dengan apa..? Dengan ibadah puasa. Kita ikat dia tidak berkutik menuruuti hawa nafsu sebagai kendaraan utama iblis tadi. Jadi kembali pada awal, KEIKHLASAN itulah nilai dari ammal kita.

Iblis dating kepada setiap orang dengan bendera yyang tidak sama. Iblis datang kepada orang kaya dengan membawa bendera bahqhil. Iblis datang kepada penguasa dengan membawa bendera kezholiman. Iblis dating kepada para Kyai dengan membawa bendera HASUT, iri hati, dengki. Iblis dating kepada orang kaya dengan mebawa bendera PELIT bin Baqhil alias kikir. Strateginya berbeda-beda. Tergantung kepada yang didatanginya. Nah.. jika hal tersebut tidak terkena maka ditanamkanlah perasaan bangga : “Ahh.. amalmu sudah banyak, kebaikanmu sudah banyak, dihilangkanlah keikhlasan kita.

Ikhlas itu, selamat dari noda, selamat dari kepentingan selain Allah, bersih dari kepentingan selain Allah. Sekali lagi, contoh ringannya dengan Puasa adalah cara kita  untuk melatih kita untuk menerapkan sikap-sikap ikhlas. Dan jika kita sudah puasa yang tau hanya kita dnegan Allah SWT saja, bukan karna dipuji orang, karna ingin disanjung orang. Semoga puasa ini bisa mendorong kita menjadi pribadi orang-orang yang ikhlas dalam berbuat.

Minggu, 29 Januari 2012

BERTAKWA KEPADA ALLAH BEKAL KEBAHAGIAN DUNIA DAN AKHIRAT


28 Januari, 2012

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kalimat hamdalah dan puji syukur yang senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Jalla wa `Ala yang senantiasa memberikan kepada kita kenikmatan-Nya, kenikmatan yang nampak dan yang tersembunyi. Terkhusus kenikmatan Islam, iman, dan kenikmatan berpegang teguh terhadap agama Allah ini merupakan kenikmatan yang besar yang diberikan kepada kita semua.

Dan juga merupakan nikmat yang Allah berikan kepada kita dimana pada malam ini kita dikumpulkan dalam majelis ilmu. Di dalamnya kita saling mengingatkan, semoga Allah menggolongkan kita diantara orang-orang yang saling beriman dan beramal shalih, dan saling menasihati di dalam kebenaran dan kesabaran, dan semoga Allah menjadikan kita sebagai orang yang mendapat naungan pada hari kiamat di hari yang tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya.


Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, dari hadits Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Tujuh golongan yang akan Allah berikan naungan padanya pada hari kiamat di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya,…” salah satunya adalah dua orang yang mereka saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul karena Allah, dan mereka berpisah juga karena Allah.


Maka kita berharap pertemuan kita pada malam hari ini mendapatkan berkah dari Allah, pertemuan dalam keadaan kita saling mencintai karena Allah, persahabatan yang erat, yang tidak akan dipisahkan oleh Allah baik di dunia atau di akhirat. Bahwa orang orang yang berteman setia pada hari kiamat nanti sebagiannya akan bermusuhan dengan yang lainnya kecuali orang yang bertakwa. Maka merupakan hal yang baik bila dalam pertemuan singkat ini kita saling menasihati, Rasulullah bersabda dalam hadits Muslim bahwa agama itu dibangung di atas nasihat.
Bekal dalam kehidupan dunia yang menjadikan kita semoga termasuk diantara orang-orang yang selalu berada di dalam kebaikan dan mendapatkan ridha dari Allah yaitu:
Bertakwa kepada Allah

 
Firman Allah, “Dan berbekallah kalian, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah bertakwa (kepada Allah)“. Dan wasiat ini sama untuk umat Nabi Muhammad dan umat sebelumnya, sebagaimana dalam Firman Allah, “Dan sungguh kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kalian dan kalian agar selalu bertakwa kepada Allah“.

Salah seorang ulama mendefinisikan taqwa dengan, “Bertakwa kepada Allah adalah engkau beramal dengan ketaatan-ketaatan kepada Allah di atas cahaya dan bimbingan dari Allah dalam keadaan engkau mengharap pahala dari Allah. Dan engkau meninggalkan kemaksiatan di atas cahaya dan bimbingan dari Allah dalam keadaan engkau takut mendapat siksa-Nya”.

Istiqomah

 27 Jaruari, 2012

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami adalah Allah’, kemudian mereka meneguhkan pendiriannya (beristiqamah), maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga , mereka kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan”.(QS al-Ahqaaf: 13-14)

Sebagai bentuk penghambaan manusia pada Rabbnya, ibadah memerlukan istiqamah. Keteguhan hati dalam mengikuti petunjuk yang dengan jelas telah ditetapkan dalam al-Qur’an dan al-Hadits, tanpa menambah atau mengurangi sedikit pun.
Istiqamah sebagai konsep yang syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna) secara sederhana dapat bermakna keberlangsungan yang terus menerus dalam kebenaran dan kebaikan, baik sebagai ucapan, perbuatan, keyakinan, sikap maupun nilai.

Guna menjelaskan hakikat istiqamah, Ibnu Rajab al-Hambali mengajukan definisi, “Berjalan di atas jalan kebenaran yang lurus tanpa menyimpang sedikit pun, dan menjalankan syariat Islam sesuai dengan manhaj Rasulullah saw dalam melakukan perintah dan meninggalkan larangan-Nya.”

Imam Muslim meriwayatkan sabda Rasulullah saw, “Amal yang paling disukai Allah Ta’ala adalah amal yang dikerjakan terus menerus walaupun jumlahnya sedikit,” Karena itu, istiqamah bukan sekadar kebajikan tambahan atau pelengkap, melainkan sebuah keharusan dalam kehidupan manusia, sebagai individu maupun masyarakat.

“Istiqamah adalah jalan menuju keberhasilan di dunia dan keselamatan di akhirat. Seseorang yang memiliki sikap istiqamah akan selalu merasa dekat dengan kebaikan, rezekinya dilapangkan, dan akan jauh dari pengaruh buruk hawa nafsu dan syahwat. Dengan hati istiqamah, malaikat akan turun untuk memberikan keteguhan dan ketenangan dari rasa takut terhadap azab kubur. Selain itu, hati yang istiqamah akan mempermudah amal seseorang untuk diterima di sisi Allah selain akan mempermudah untuk dihapus dosa-dosanya,” papar Imam al-Qurthubi, salah seorang ulama tafsir.
Jelasnya, istiqamah adalah sebuah keniscayaan bagi seorang Muslim.
sebagaimana dijelaskan sendiri oleh Rasulullah saw. Ketika seorang sahabatnya, Sufyan bin Abdullah, bertanya: “Wahai Rasulullah mohon dijelaskan padaku tentang Islam yang sesungguhnya, sehingga aku tidak bertanya lagi setelah ini kepada seseorang selain kepadamu?” Beliau menjawab, “Katakanlah, aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamalah!” (HR Muslim).

Singkat dan padat. Demikianlah kiranya jawaban Rasulullah saw dari pertanyaan sahabatnya tersebut, namun di balik kesingkatan jawaban tersebut justru kita dapat menangkap suatu isyarat bahwa untuk menjadi Muslim sejati ‘cukup’ dengan memenuhi dua syarat, yaitu: beriman kepada Allah dan bersikap istiqamah dalam keimanannya tersebut.

Bersikap istiqamah dalam keimanan tidaklah sesederhana yang dibayangkan.
Umumnya orang memahami keimanan kepada Allah cukup dengan mempercayai dan mengakui eksistensi Allah dengan segenap ke-rububiyahan-Nya. Padahal iman bukan sekadar angan-angan, imajinasi atau khayalan. Ia adalah keyakinan yang harus tertanam kokoh dalam jiwa dan diwujudkan dalam perbuatan nyata.

Allah sangat menghargai dan memuji orang-orang yang mampu mempertahankan sikap istiqamah. Merekalah yang berani menegakkan kebenaran dan tidak takut dengan konsekuensi keimanan. Bahkan tidak akan menyesal bila risiko betul-betul menimpa dirinya sebagai kaum Mukminin. “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap dalam pendiriannya (istiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘janganlah kamu merasa takut dan sedih dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
(QS Fushshilat :30).

Karena itu, setiap kita harus berjuang untuk menumbuhkan istiqamah dalam jiwa masing-masing. Ada empat hal yang harus ditempuh agar dapat menjadi hamba-hamba Allah yang istiqamah. Pertama, kesadaran dan pemahaman yang benar (Al-Wa’yu wa al-fahmu ash-Shahih). Untuk mencapai derajat istiqamah yang optimal dan berdaya, pemahaman ajaran Islam secara sempurna mutlak diperlukan. Muslim yang memahami ajaran agamanya dengan baik tidak akan bimbang menjalani kehidupan dunia. Ia akan tetap tegar
(istiqamah) menghadapi badai godaan sedahsyat apa pun.

Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan pengawasan-Nya (at-Taqarrub wa al-Muraqabah). Dua hal ini sangat penting. Ketika seorang Muslim telah merasa dekat dengan Allah, kemana pun ia pergi, dimana pun ia berada dan bagaimana pun situasi dan kondisinya, dengan keyakinan penuh ia akan selalu merasa diawasi dan dilihat oleh Allah.
Dengan begitu, ia tidak lagi berani menyimpang dari jalan-Nya (QS
al-Baqarah: 235).

Ketiga, berteman dengan orang-orang shalih (mulaazamat ash-shalihin).
Rasulullah saw mengingatkan, “Seseorang itu mengikuti agama kawannya, karena itu perhatikanlah kepada siapa orang itu berkawan.” (HR Tirmidzi).

Keempat, intropeksi dan sungguh-sungguh (al-Muhasabah wa al-Mujahadah).
Setiap pribadi Muslim harus mengetahui bahwa musuh utama dirinya adalah hawa nafsunya sendiri yang memang memiliki tabiat selalu condong pada kejahatan dan perbuatan dosa (QS Yusuf: 53).

Sebab itulah, setiap Muslim seyogianya selalu mengadakan introspeksi diri (muhasabah an-nafs) terhadap apa-apa yang telah dikerjakan agar ia dapat mengontrol hawa nafsunya setiap saat.

Rabu, 25 Januari 2012

Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia

  1. January, 26  2012

    بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


    Kebanyakan orang yang sedang terhimpit masalah, langsung menyudutkan, menyalahkan, dan mendzolimi dirinya dengan berbagai cara. Demi Allah cara seperti itu adalah keburukkan besar baginya, celakalah pula ia jika terus menurus dikala sempit melakukan hal itu.

    Jika kita sebagai khalifah Allah yang benar-benar sudah diriwayatkan dalam salah satu ayat Al-Qur'an  adalah makhluk Allah yang tinggi derajatnya dengan makhluk Allah SWT lainnya. Kitapun harus mensyukuri rizki yang luar biasa itu. Masalah menimpa, masalah datang silih berganti, masalah tidak pernah habis, jangan pikirkan masalah itu, namun pikirkan bahwa dengan masalah kita semakin disayang Allah, dengan masalah kita bisa semakin tunduk dengan Allah, dengan masalah kita semakin bisa terus belajar rendah hati dan bijaksan dalam bertindak. Dan yang terpenting dengan adanya masalah besar, kitpun juga memiliki jauh lebih besat Tuhan, yaitu Allah SWT yang akan membantu kita menyelesaikan masalah itu.

    Jangan bersedih dengan masalah, jangan pernah meratapi dengan mengais atau menangisi masalah. Karena perilaku itu tidak mencerminkan kita sebagai mukmin sejati. Banyak metode yang dilakukan untuk menghadapi terpaan masalah atau menghadapi masalah ketika sedang menjamur dalam kehidupan kita. Berikut kiat-kiat menuju bahagia dan menyingkirkan masalah dengan cepat :

    1. Sadarilah bahwa jika Anda tidak hidup hanya dalam batasan hari ini saja, maka akan terpecahlah pikiran Anda, akan kacau semua urusan, dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri Anda. Inilah makna sabda Rasulullah: "Jika pagi tiba, janganlah menunggu sore, dan jika sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi."

  2. Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian yang terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohan dan kegilaan.
  3. Jangan menyibukkan diri dengan masa depan, sebab ia masih berada di alam gaib. Jangan pikirkan hingga ia datang dengan sendirinya, namun tetap berusaha diawal untuk meraih masa depan yang cemerlang.
  4. Jangan mudah tergoncang oleh kritikan. Jadilah orang yang teguh pendirian, dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri Anda setara dengan kritikan tersebut.
  5. Beriman Kepada Allah, dan beramal salih adalah kehidupan yang baik dan bahagia.
  6. Barangsiapa yang menginginkan ketenangan, keteduhan, dan kesenangan maka dia harus berdzikir kepada Allah.
  7. Hamba harus menyadari bahwa segala sesuatu berdasarkan ketentuan qadha' dan qadar.
  8.  Jangan menunggu terimakasih dari orang lain.
  9. Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkina terburuk.
  10. Kemungkinan  yang terjadi itu ada baiknya untuk diri kita.
  11. Semua Qadha' bagi seorang muslim baik adanya.
  12. Berfikirlah tentang nikmat, lalu bersyukurlah.
  13. Anda dengan semua yang ada pada diri Anda sudah lebih banyak daripada yang dimiliki orang lain.
  14. Yakinlah, dari waktu ke waktu selalu saja ada jalan keluar.
  15. Yakinlah, dengan musibah hati akan tergerak untuk berdoa.
  16. Musibah itu akan menajamkan nurani dan menguatkan hati.
  17. Sesungguhnya setelah kesulitan itu akan ada kemudahan.


    By: Laa Tahzan........

Rasa Malu Salah satu Akhlak Mulia

January, 25  2012

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Semakin hari tingkat kejahatan semakin marak. Baik kejahatan secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi, dari mulai perkosaan, perampokan, pembunuhan sampai dengan korupsi di kalangan pejabat dan wakil rakyat. Satu hal yang bisa disimpulkan adalah kita sering mengenyampingkan rasa malu dari hati kita, padahal dalam pandangan Islam terhadap rasa malu merupakan hal penting dalam mengarungi hidup dan kehidupan, semoga dengan tulisan ini bisa membawa manfaat bagi semuanya terutama diri saya pribadi.

Mengapa kita harus memiliki rasa MALU....?? Karena Malu adalah sebagian dari kita memiliki iman. Dan Malu juga adalah salah satu sifat yang harus ada pada diri seorang Muslim. Malu merupakan akhlak mulia  yang selalu mendorong seseorang untuk meninggalkan segala bentuk keburukan dan melanggar hak orang lain, banyak hadist yang menyebutkan tentang itu.

Nabi saw,  bersabdah, "Malu, seluruhnya baik." (HR. Muslim (No. 156), Abu Daud (No. 4796). Beliau juga bersabda, "Malu selalu mendatangkan kebaikan." (HR. Bukhari No. 5766)
Beliau Bersabda, "Malu adalah bagian dari iman." Dan iman tempatnya di surga. Sementara kekejian bagian dari hati yang kesat. Sementara hati yang kesat tempatnya neraka. (HR. Al- Tarmidzi)
Lalu beliau bersabda, " Malu dan iman saling bertaut. Jika salah satunya diangkat, yang lainnya juga terangkat." (HR. Al- Hakim). Maha suci Allah. Hadist-hadist di atas berkuat di sekitar, "Miliki siapa kebaikan, iman, dan akhlak?" Semuanya milik orang-orang yang mempunyai rasa malu.

Engkau tidak akan bisa berbakti kepada kedua orang tuamu, bertobat pada Allah, pergi haji, umrah, berbuat jujur, meninggalkan dusta, atau berusaha untuk taat kepada Allah, kecuali jika engkau memiliki rasa malu ....... Engkau malu kepada Allah karena dosamu yang banyak dan engkau malu menjumpai-Nya dalam kondisi belumuran dosa ..... Karena itu, engkau berbakti kepada kedua orang tuamu, menghampiri Allah, bersikap jujur, dan istiqomah.

Ya... itulah akhlak yang bermula kepada rasa malu.

Allah Azza Wajalla.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Wassalamua'alaikum wr. wb

Selasa, 24 Januari 2012

Tingkatan Keyakinan


Yaa Nabi Salam ‘Alaika, Ya Rasul Salam Salam ‘Alaika…
Ya Habib Salam ‘Alaika, Sholawatullah ‘Alaika….
Anta Syamsun, Anta Badrun.
Anta Nurun Fawqo Nuri.
Anta Iksirun Wa Gholi.
Anta Misbahun, Misbahusshuduri…
Ya Habib Salam ‘Alaika, Sholawatullah ‘Alaika…
Assalamualaikum Wr. Wb.
1.      بَعْدُ أَمَّا أَجْمَعِيْنَ وَصَحْبِهِ اَلِهِ وَعَلَى .وَالْمُرْسَلِيْنَ اْلأَنْبِيَاءِ أَشْرَفِ عَلَى وَالسَّلاَمُ وَالصَّلاَةُ الْعَالَمِيْنَ رَبِّ ل ِللهِ الْحَمْدُ  
Segala puji bagi Allah Sang Penguasa alam semesta. Semoga salawat serta keselamatan tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul termulia. Berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya.
Jama’ah yang dicintai Allah, Sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita, Nabi Besar  Muhammad Saw beserta para keluarga dan sahabanya.  Tak lupa dalam kesempatan ini kita ucapkan penuh syukur ALHAMDULILLAH atas diberikannya nikmat, sehat, islam, dan iman. Karena sebaik-baiknya makhluk terbaik yang diciptakan adalah manusia . Sesuai yg tercantum dalam surah : QS. Ali Imron, 3 : 110 ("Kalian adalah umat terbaik yang diciptakan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah".)
Al-Hikmah berkata, “Alam itu kesemuanya berupa kegelapan, sedang yang meneranginya hanya karna tampaknya kebenaran, yaitu hak Allah kepadanya. Maka siapa yang melihat alam, kemudian tidak melihat Allah didalamNya, atau padaNya atau sebelumNya, atau sesudahNya. Maka benar-benar ia telah disilaukan oleh nurcahaya dan bertutup baginya surya bahkan tertutup baginya nur ma’rifat oleh tebalnya awan, benda-benda alam ini.
Bahasa ini penuh kiasan, melihat Allah bukan melihat zatnya. Tapi pandangan hati yang merasakan kehadiran Allah. Kenapa orang tertutup hatinya, karena terlalu banyak benda-benda yang menjadi tambatan hatinya. Seperti seorang yang sangat senang kepada barang, takut barang ini hilang, takutnya barang ini rusak. Tertambat hatinya kepada barang, padahal hilangnya barang dan rusaknya barang kesayangan belum tentu sebuah keburukan. Mungkin Allah menolong dia dengan hilangnya barang ini, agar hatinya tidak terlalu banyak berfikir pada barang.
Jama’ah yang dicintai Allah  misalkan, ada seorang Ibu memiliki perhiasan yang bagus dan mahal, itu akan mencuri hati. Takut hilang, takut rusak, takut ada yang sama, takut dicuri. Ini memakan waktu, memakan pikiran, memakan perasaan. Padahal waktu yang paling berharga adalah ketika kita ingat kepada Allah Maha pemberi rezeki. Berapa banyak orang yang tersita hanya sebuah gelang disbanding dengan perhisan keyakinan kepada Allah yang sangat dasyat. Oleh Karena itu kalaupun kita memiliki dunia ini, boleh miliki apa saja yang halal, yang diizinkan tetapi jangan pernah mencuri hati ini. Semuanya hanyalah titipan Lillahi maa fizd samawati wamaa fil-ard.
Semua milik Allah, biasakan itu. Sehingga kita tidak menjadi sombong dengan adanya dan tidak berat ketika diambil oleh pemilik-Nya. Percayalah semakin mahal, semakin bagus, semakin berharga dengan ukuran dunia kalau tidak hati-hati bisa menjadi tabir. Biasakanlah, selalu biasa semua hanya titipan, semua hanyalah titipan Allah, semua hanyalah dalam kekuasaan Allah, ada dan tiada hanya menjadi amal jika benar menyikapinya. Ketika ada kita bersyukur penuh kerendahan hati, ketika tiada kita bersabar maka ada dan tiada tetap membawa manfaat.
Beda dengan yang  tumpuannya hanya sebuah benda, dia tidak akan bisa mengenal Allah. Cemas, hanya bisa cemas takut rusak, takut hilang. Padahal rusak itu ada ajalnya. Mudah-mudahan kita dikaruniai oleh Allah, tubuh yang lekat dengan dunia, tapi hati lekat dengan yang mencipta dan miliki dunia berikut isinya.
Allahumma sholii wasalim wabarik ‘ala sayyidinaa Muhammad, wa’ala alihi waash habihi ajma’in.
Duhai Allah yang menguasai langit dan bumi, yang menciptakan diri-diri kami, yg menetapkan jantung ini, yg memberikan nikmat tiada bertepi. Engkaulah yang menciptakan mengurus diri kami setiap waktu. Ya Robb, bukankan hati kami agar selalu sadar, bahwa diri ini milikmu. Jangan biarkan keletihan yang Engkau karuniakan membuat kami riya’ dan takabur. Melainkan golongkan kami menjadi pribadi yang tawadhu’. Robb, jangan biarkan pemberian-Mu memperbudak diri kami. Betapapun dunia yang Engkau berikan kepada kami, jangan pernah biarkan dunia ini mengisi hati ini, cukupkan hati ini hanya kepada ENgkau ya Allah, hanya Engkau. Jangan biarkan pujian dan penghargaan makhluk-makhlukMu mencuri hati kami. Jangan biarkan kedudukan mencuri hati kami.
Ya Allah, izinkanlah hati ini hanya untuk-Mu. Hanya merindukan-Mu, hanya berharap kepada-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau wahai Pencipta kami. Tiada Tuhan selain Engkau wahai tujuan kami. Hasbunallah wani’mal wakil, ni’mal maula wa ni’mal yasir. Robbana aatinaa fidunya hasanah, wafil akhiroti hasanah wakinaa adzabannar. Alhamdulillah hirobbil ‘alamin.
Jama’ah yang dicintai Allah, segala sesuatu yang dicapai dengan kegigihan nilainya akan sangat tinggi. Begitupun kegigihan kita mengendalikan hawa nafsu kita agar tidak terlalu mencintai dunia ini, insyaa Allah akan diganjar dengan yang sangat tinggi. Hati yang tersingkat, mengenal, mencintai dan merindui Allah SWT. Keyakinan yang tinggi, yang kuat dapat mensukseskan kinerja kualitas diri. Yakin dan percaya, ucapkan bismillah dengan suara lantang tertegun dalam hati dan lafaskan tegas lewat lisa. BISMILLAhirahmanirrahim….!! Saya yakin..! insyaa Allah sesudah ada kesulitan pasti ada kemudahan.
Cukup sekian lantunan ceramah kali ini, semoga kita mendapatkan kesempatan silahturahmi ini kembali. saya Ustad Andre Yes, beserta tim S2 (samudera sholawat) mengucapkan syukron kastiron.  Luar biasakah saudara-saudara hari ini …?? Ya…  So Amazing  we  are…!!!

Wallahu a’lam bishshawwab, Wassalamualaikum Wr. Wb.